Sepertinya kasus penyerangan ransomware tidak akan selesai untuk para developer/publisher video game. Pada 2 November 2020, Capcom merilis sebuah jumpa pers yang memberikan konfirmasi bahwa perusahaan mereka telah terkena serangan ransomware oleh salah satu grup hacker terkenal yaitu Ragnar Locker.
Could this be related to the Ubisoft and Crytek leaks? ? pic.twitter.com/VheIByrnUl
— /PPG/ (@pokeprotos) November 4, 2020
Grup Ragnar Locker mengklaim bahwa mereka telah mencuri 1 TB data sensitif dari jaringan perusahaan mereka di AS, Jepang, dan Kanada. Capcom terkenal dengan seri game ikoniknya seperti Street Fighter, Resident Evil, Devil May Cry, Monster Hunter, dan Mega Man.
Pada 2 November 2020, Capcom mengumumkan bahwa mereka telah terkena serangan dari grup hacker tersebut. Hal ini menyebabkan penghentian sebagian jaringan perusahaan mereka untuk mencegah penyebaran serangan tersebut.

Sejak serangan tersebut, Capcom telah menampilkan sebuah pemberitahuan di situs mereka. Pemberitahuan tersebut memperingatkan pengunjung bahwa email dan permintaan dokumen tidak akan mereka jawab karena serangan tersebut telah mempengaruhi sistem email mereka.

Sebelumnya, Capcom tidak mengungkapkan detail serangan tersebut. Peneliti keamanan панкак3 yang menemukan sampel ransomware telah membagikan contohnya ke BleepingComputer dan hasil yang mereka temukan memang menunjukan ransomware dari grup Ragnar Locker telah menyerang Capcom.
Grup Ragnar Locker telah terlibat dalam serangan hacker terbesar pada tahun 2020 ini. Salah satunya berupa serangan terhadap Energias de Portugal (EDP), di mana uang tebusan sekitar $10,9 juta diminta. Pada bulan September 2020, mereka menyerang perusahaan CMA CGM, yang menyebabkan terhentinya jaringan dan operasi perusahaan tersebut.
Beberapa minggu yang lalu, salah satu grup hacker Egregor telah meretas file Ubisoft dan Crytek. Hasil retasan tersebut bahkan telah mereka sebar ke internet, salah satu contohnya adalah bocornya informasi bahwa Crytek sedang mengembangkan versi remaster Crysis 2 & Crysis 3. Bagaimana pendapat sobat Gitizen mengenai penyerangan ransomware ini?